Identifikasi Pembentukan Identitas Orientasi Seksual Pada Homoseksual (Gay)

Eriyanti Novita

Abstract


Penelitian ini hendak mengetahui bagaimana proses seseorang yang memiliki orientasi seksual dan membentuk identitas dirinya. Secara lebih rinci ingin mengatahui bagaimana dia mampu mendefenisikan diri sebagai seorang homoseksual (gay) ditengah kuasa wacana heteroseksual yang ada di masyarakat. Penelitian ini bersifat penelitian deskriptif koralasional dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan yang digunakan adalah fenomenologi. Peneliti memandang bahwa untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang kehidupan gay, fenomenologi adalah pendekatan yang tepat sebab disana peneliti dituntut untuk lebih dalam ketika mendekati dan menyelami kehidupan subjek. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap 35 subjek pada laki-laki homoseksual terhadap pembentukan identitas orientasi seksual, terdapat empat faktor yang memiliki kontribusi. Keempat faktor tersebut adalah keluarga, pergaulan dan lingkungan, akhlak dan morak, serta pengetahuan agama yang lemah. Sedangkan hasil analisis diketahui bahwa dari keempat faktor tersebut, faktor yang memiliki kontribusi tertinggi dalam pembentukan identitas orientasi seksual pada homoseksual yang ada di cafe holliwings adalah faktor keluarga yaitu sebesar 27 persen. Lebih rinci lagi dijelaskan bahwa dari total 35 subjek sebanyak 7 orang berada pada kategori tinggi (20 persen), 18 orang berkategori sedang (51 persen), dan 10 orang berkategori rendah (29 persen).

Keywords


Pembentukan Identitas Oreintasi Seksual

Full Text:

PDF

References


Anggreini, Sekar. (2014). Kesejahteraan subjektif pria dengan orientasi seksual sejenis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Braun & Clarke. (2006). Using Thematic Analysis in Psychology. Qualitative Research in Pshycology, 3 (2). Pp 77-101. ISSN 1478-0887

Carroll, L. J. (2012). Sexuality Now: Embracing Diversity (4th ed.). USA: Belmont: Thomson Learning Inc.

Dermartoto, A. (2013). Seks, Gender, Sksualitas Gay dan Lesbian. Http://Argyo.Staff.Uns.Ac.Id/2013/04/24/Seks-Genderseksualitas-Gay-Dan-Lesbian/.

Efa, Yuliwati. (2015). Identifikasi Orientasi Homoseksual Pada Laki-laki (gay) BerdasarkanTeori WHO.Skripsi thesis, Universitas Airlangga.

Fajriani, GAR. 2013. Gambaran social well being pada homoseksualdewasa muda yang melakukan coming out. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

Feldmen, R. S. (1990). Understanding Psychology, Second Edition. New York: McGraw-Hill Publishing Company.

Hadley, W. I., & Erianjoni. (2019). Strategi Gay Dalam Mencari Pasangan Pertama Studi Kasus Lima Orang Mahasiswa Gay Di Kota Padang. Jurnal Perspektif.

Handayani, S (2013). Konsep Dan PrestasiDiri Gay Pada KelompokKegiatanSeni Di Kota Padang: UniversitasAndalas. Padang

Hawari, D. (2009). Pendekatanpsikoreligi pada homoseksual. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Hurlock, E B. (2013). Child growth and development. USA: Literary Licensing; p.54Indryawati, Rini. (2006). Pengaruh pola asuh orang tua terhadap perilaku homoseksual. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Irawan, A. . (2015). Aku Adalah Gay (Motif yang Melatarbelakangi Pilihan Sebagai Gay). Jurnal Bimbingan Dan Konseling.

Irawan, H. (2016). Faktor-Faktor Menjadi Gay.

Jinich, S., et al. (1998). Childhood sexual abuse and HIV risk-taking behavior among gay and bisexual men. AIDS and Behavior, 2(1), 41-51.

Kalat, J. (2007). Biological Psychology (9th ed). Thomson Wadsworth.

Kartono, K. (2009). No TitlePsikologi Abnormal dan Abnormallitas Seksual. Mandar Maju.

Mardiyah, Isyatul. (2017). Peran ayah dalam menanamkan sikap self acceptance dalam rangka mencegah perilaku homoseksual pada anak. Pontianak: Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak.

Noviana, I. (2015). Kekerasan seksual terhadap anak: dampak dan penanganannya. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Kementrian Sosial RI.

Oetomo, D. (2001). Member isuara pada yang Bisu. Yogyakarta: Galang Press.

Ott, M.A. (2010). Examining the development and sexual behavior of adolescent males. Journal of Adolescent Health, 46, S3-S11.

Papalia, D. E. (2008). Human Development (Psikologi Perkembangan).

Polusny, Melissa. A., & Victoria, M. Folle. (1995). Long-term correlates of child sexual abuse: Theory and review of the empirical literature. USA: Applied & Preventive Psychology 4:143-166.

Pontoh, Maria.M., dkk. (2015). Hubungan pola asuh orang tuadengan tingkat homoseksual pada komunitasgayx di Manado. Manado: Jurnal Biomedik (eBm), Volume 3.

Sadarjoen, S S. (2005). Bunga Rampai Kasus Psiko-Seksual (edisipertama). Bandung: PT RefikaAditama.

Santrock, John., W. (2003). Adolescence: perkembanganremaja (edisikeenam). (Penerj.Shinto B. Adelar, Sherly Saragih; Ed. Wisnu C, Kristiaji, YatiSumiharti). Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S. W. (2009). Pengantar Psikologi Umum. PT RajaGrafindo Persada.

Sinyo. (2014). Anakkubertanyatentang LGBT. Jakarta: Gramedia.

Stuart, G.W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. Missouri: Elsevier Mosby.

Supratiknya. (1995). Mengenal Perilaku Abnormal. Kanisius.

Yustinus, Semiun. (2006). Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Kanisius.

Weber, Mark Reese., Smith, Dana M. (2010). Outcomes of Child Sexual Abuse as Predictors of laters Sexual Victimization. Journal of International Violence. (Online). 26 (9): 1899-1905.




DOI: https://doi.org/10.51849/j-p3k.v2i2.99

Refbacks

  • There are currently no refbacks.