Pentingnya Teknik Empati Dalam Proses Konseling Individual

Yunita Yunita

Abstract


Artikel ini menjelaskan tentang pentingnya teknik empati dalam proses konseling individual. Teknik empati adalah menyelaraskan diri (peka) terhadap apa, bagaimana, dan latar belakang perasaan dan pikiran orang lain sebagaimana orang tersebut merasakan dan memikirkannya. Teknik empati merupakan salah satu dari berbagai teknik dalam proses konseling. Sedangkan Proses Konseling adalah proses bantuan yang dilakukan melalui wawancara, yang dilakukan oleh seorang ahli disebut konselor kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah disebut konseli apabila di lingkungan formal dan disebut klien apabila diluar lingkungan formal. Tujuan dari dilakukan konseling adalah bermuara pada teratasinya masalah yang sedang dialami. Individual atau sendiri adalah mengenai atau berhubungan dengan manusia secara pribadi yang bersifat perseorangan. Dimana Proses konseling individual hanya dapat dilakukan secara face to face dengan kata lain tidak ada orang lain atau orang ketiga selain dari konselor dan klien. Proses konseling individual tidak hanya dapat dilakukan didalam ruangan melainkan dapat dilakukan diluar ruangan seperti halaman, taman, dan lain-lain. Diharapkan setelah membaca artikel ini dapat melakukan proses konseling individual dengan menggunakan teknik empati secara maksimal dan efektif baik di lingkungan formal, non formal dan informal.

Keywords


Teknik Empati; Proses Konseling; Individual

Full Text:

PDF

References


Andriyani, J. (2018). Konsep Konseling Individual Dalam Proses Penyelesaian Perselisihan Keluarga. Jurnal At-Taujih , 17-31.

Asih, G. Y., & Pratiwi, M. M. (2010). Perilaku Prososial Ditinjau dari Empati dan Kematangan Emosi. Jurnal Psikologi Universitas Muria Kudus .

Baron, R. A., & Byrne, D. (2012). Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Clarck, A. J. (2010). Emphaty: An Intergal Model In the Counseling Prosses. Journal of Counseling & Development .

Dewi, I. K. (2020). Model Creative Art Dalam Konseling Untuk Meningkatkan Empati dan Hubungan Interpersonal pada Mahasiswa Politeknik LP3I Medan Kampus Medan Baru. J-P3K , 34-43.

Djafri, N. (2014). Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Gorontalo: Ideas Publishing.

Franzoi, S. L. (2006). Social Psychology. New York: McGraw Hill Companies Inc.

Franzoi, S. L. (2003). Social Psychology 3rd Edition. Boston: McGraw Hill Company.

Ikiz, F. E. (2009). Investigation of Counselor Empathy with Respect to Safe Schools. Journal: Science Direct .

Mahsudi, F. (2013). Psikologi Konseling Buku Panduan Lengkap dan Praktis Menerapkan Psikologi Konseling. Yogyakarta: IRCiSoD.

Mapierre, A. (2006). Kamus Istilah Konseling dan Terapi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Prayitno, & Amti, E. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Qoyyimah, N. R., Noorrizki, R. D., Sa'id, M., Apriliana, J., & Isqy, T. T. (2021). Efektivitas Konseling Sebaya sebagai Upaya Penguatan Kesehatan Mental Remaja Panti Asuhan. J-P3K , 166-173.

Sujatmiko, E. (2014). Kamus IPS, Cetakan I. Surakarta: Aksara Sinergi Media.

Sukardi, D. K. (2002). Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sutoyo, A. (2013). Bimbingan dan Konseling Islami (Teori & Praktik). Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Wikipedia. (2021, Agustus 28). Pribadi. Diambil kembali dari Wikipedia Ensiklopedia Bebas: https://id.wikipedia.org/wiki/Pribadi

Wilis, S. S. (2013). Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.

Zed, M. (2014). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.




DOI: https://doi.org/10.51849/j-p3k.v2i3.128

Refbacks

  • There are currently no refbacks.